Dewa Bertanduk adalah dewa yang muncul dalam banyak tradisi pagan dan Wiccan. Ia sering dikaitkan dengan kesuburan, alam, dan hutan belantara. Dalam beberapa tradisi, ia dipandang sebagai permaisuri dari Tiga Dewi.
Ada banyak cerita berbeda tentang asal usul Dewa Bertanduk. Salah satu cerita umum adalah bahwa ia adalah sisa dari dewa Celtic kuno Cernunnos. Cernunnos adalah dewa kesuburan dan alam yang sering digambarkan dengan tanduk atau tanduk. Cerita lainnya adalah Dewa Bertanduk merupakan representasi dari Manusia Hijau, sosok yang muncul dalam banyak tradisi rakyat Eropa dan dikaitkan dengan hutan dan tumbuh-tumbuhan.
Dewa Bertanduk sering digambarkan sebagai seorang pria dengan tanduk atau tanduk di kepalanya. Ia mungkin juga ditampilkan dengan ciri-ciri binatang lainnya, seperti kuku atau ekor. Dalam beberapa tradisi, ia digambarkan sebagai pria berkepala kambing. Dewa Bertanduk sering dikaitkan dengan alam dan siklus hidup dan mati. Ia dipandang sebagai pelindung hewan dan tumbuhan, serta dewa kesuburan dan kelimpahan.
Di Wicca, Dewa Bertanduk adalah salah satu dari dua dewa utama, bersama dengan Tiga Dewi. Ia sering dilihat sebagai aspek laki-laki dari ketuhanan, dan dikaitkan dengan kekuatan, kejantanan, dan potensi. Dewa Bertanduk juga dikaitkan dengan matahari, dan sering dipanggil selama bulan-bulan musim panas.
Dewa Bertanduk adalah dewa yang populer di kalangan Wiccan dan penyembah berhala lainnya. Dia dipandang sebagai kekuatan yang kuat dan protektif, dan sering dipanggil untuk berkah kesuburan, kelimpahan, dan perlindungan.