Berikut beberapa alasan mengapa para ilmuwan menolak validitas astrologi:
Kurangnya Bukti Empiris: Pengetahuan ilmiah didasarkan pada bukti empiris yang diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan analisis data. Meskipun banyak penelitian dan upaya untuk menguji klaim astrologi secara empiris, tidak ada bukti ilmiah kuat yang mendukung gagasan bahwa benda langit memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku, ciri kepribadian, atau peristiwa kehidupan manusia.
Interpretasi Subjektif: Ramalan astrologi sering kali didasarkan pada interpretasi subjektif terhadap pola langit. Ahli astrologi yang berbeda mungkin sampai pada kesimpulan yang berbeda ketika menganalisis grafik astrologi yang sama, sehingga menyebabkan ketidakkonsistenan dan kurangnya keandalan. Sifat subjektif dari astrologi membuat sulit untuk menetapkan kerangka kerja yang konsisten dan obyektif untuk membuat prediksi yang akurat.
Tidak adanya Mekanisme Penyebab: Astrologi tidak memiliki mekanisme sebab akibat yang jelas untuk menjelaskan bagaimana posisi dan pergerakan benda langit dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Penjelasan ilmiah memerlukan mekanisme yang masuk akal dan hubungan sebab-akibat, yang tidak ada dalam astrologi.
Kepalsuan: Dalam metodologi ilmiah, teori harus dapat dipalsukan. Artinya, pernyataan tersebut harus dapat dibuktikan salah melalui eksperimen atau bukti empiris. Ramalan astrologi seringkali tidak jelas dan terbuka terhadap berbagai penafsiran, sehingga sulit untuk memalsukannya secara meyakinkan.
Pisau Cukur Occam: Occam's Razor adalah prinsip yang menyatakan bahwa penjelasan paling sederhana biasanya paling mungkin benar. Astrologi memperkenalkan kompleksitas yang tidak perlu dengan mengaitkan perilaku dan peristiwa manusia dengan keselarasan benda-benda langit, tanpa memberikan penjelasan yang logis atau pelit.
Replikasi: Temuan ilmiah dianggap valid bila dapat direplikasi dan diverifikasi oleh peneliti independen. Namun, belum ada replikasi prediksi astrologi yang konsisten di berbagai penelitian, sehingga menimbulkan keraguan atas keandalan klaim tersebut.
Kesimpulannya, kurangnya bukti empiris, sifat subjektif dari penafsiran, tidak adanya mekanisme sebab akibat, kesulitan dalam pemalsuan, dan prinsip Occam's Razor semuanya berkontribusi pada penolakan ilmiah terhadap astrologi sebagai metode yang dapat diandalkan untuk memahami atau memprediksi perilaku manusia dan acara.