Saat saya bersiap untuk mengajar putaran lain kursus astrologi kepada kelompok siswa lain yang bersemangat, pertanyaan yang saya renungkan adalah “mengapa saya melakukan ini?” Atau bahkan lebih langsung, “Apa gunanya belajar astrologi?” Terutama mengingat fakta bahwa sebagian besar siswa yang telah menyelesaikan kursus yang saya ajarkan tidak menjadi astrolog penuh waktu. Faktanya, mungkin 1 dari 10 yang saya ajar sekarang berlatih penuh waktu, namun tanggapan terhadap pengalaman kursus sangat positif. Jadi, apa yang didapat orang dari studi astrologi, dan mengapa begitu banyak orang begitu tertarik?
Jawaban paling sederhana adalah bahwa astrologi adalah latihan dalam pemikiran simbolik, dan pemikiran simbolis adalah salah satu cara tercepat untuk terlibat lebih dalam atau bermakna dengan kehidupan sehari-hari yang kita jalani. Kata simbol mungkin mengingatkan gagasan bahwa ada pesan rahasia rumit yang menunggu untuk diterjemahkan oleh astrologi, dan ini mungkin terdengar agak paranoid. Tapi bukan itu yang saya pahami sebagai nilai atau tujuan pemikiran simbolis. Sebaliknya, simbol adalah gambar hidup.
Mereka berbicara dan bergerak dan menjalani kehidupan mereka sendiri. Mereka berdua mengarahkan kita DAN hidup di dalam kita sebagai ekspresi jiwa. Oleh karena itu, mempelajari sistem ramalan simbolis apa pun merupakan latihan dalam belajar melihat kehadiran jiwa dan roh, yang bekerja bersama-sama. Dengan bahasa astrologi kita melihat gambar-gambar berbintang dan misterius yang paling dekat mencerminkan sifat kekal kita, sempurna seperti apa adanya, tetapi pada saat yang sama kita tidak bisa tidak melihat gambar-gambar yang sama ini sebagai batasan atau penghalang moral dan spiritual yang tepat. hidup kita, gambaran yang tepat tentang penderitaan dan rasa sakit yang ingin kita hindari.
Mempelajari bahasa apa pun yang dapat membantu kita berdua menghargai sifat kemanusiaan kita sekaligus melukiskan gambaran yang tepat tentang batas-batas pribadinya, sungguh luar biasa. Yang lebih luar biasa adalah bahwa bahasa ini adalah dasar dari kehidupan seperti yang kita kenal. Dari penetapan jam dan kalender, hingga tujuh hari dalam seminggu, hingga tahun matahari dan bulan lunar, hingga ritme musim dan gerakan utama langit saat bumi berputar pada porosnya, hingga penemuan trigonometri bola, skala musik, geometri, dan astronomi, akar sejarah astrologi memberikan koherensi dan keteraturan pada dunia tempat kita hidup.
Yang menakjubkan adalah bahwa sistem ini tidak pernah dimaksudkan untuk membatasi atau mendefinisikan semua fenomena fisik atau fenomenal realitas. Kadang-kadang orang mengeluh tentang waktu dan kalender dan matematika dan sains, dan memang seharusnya begitu ketika mereka melihat dunia yang terobsesi dengan keteraturan dan kekakuan atau rasionalitas dan kontrol yang berlebihan. Tetapi untuk memahami dengan benar keindahan astrologi dan hukum serta struktur rumit yang diberikannya kepada kita, kita harus kembali ke fakta bahwa astrologi tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi deskripsi lengkap tentang realitas "sebagaimana adanya" dalam arti harfiah. Melainkan dirancang untuk menjadi gambaran simbolis dari keabadian, atau Tuhan.
Secara keseluruhan, astrologi adalah tentang mempelajari bahasa yang mengundang kita kembali ke citra simbolis keteraturan dan makna pada tingkat yang paling dalam. Pada tingkat jiwa dan kosmos sekaligus, astrologi mengajarkan kita bahwa kehidupan diatur dan dipegang dengan baik oleh hukum kecerdasan ilahi yang tidak berubah sambil secara bersamaan menghadirkan kepada kita berbagai paradoks dan keindahan yang hadir dalam alam yang selalu dekat, tidak pernah sepenuhnya dapat diprediksi, dan selalu berubah.
Pemikiran simbolis dalam astrologi mendorong dalam diri kita keberanian takdir. Melalui gambaran kosmik astrologi, kita belajar bahwa menerima atau "melihat" tempat simbolis kita di dalam kosmos yang lebih besar adalah arti sebenarnya dari kebebasan di dunia yang terus berubah ini.
Kekekalan bukanlah dewa yang mencoba meyakinkan kita tentang sesuatu, itu adalah gambaran dari tempat kita di hati Tuhan. Nasib terkait erat dengan tempat khusus ini, karena meskipun kita semua sama-sama dicintai oleh yang ilahi, tempat kita di istana surga adalah unik.
Saya melihat di bintang-bintang rumah asli saya dan nama asli saya. Saya tidak bermaksud ini secara harfiah. Maksud saya ini secara simbolis. Dan dari tempat itu, hidup saya dikuduskan lagi, di sini dan sekarang. Amin.
Berkah dan Damai!