1. Mesopotamia Kuno :
Rasi bintang Aries pertama kali diidentifikasi oleh astronom Mesopotamia kuno sekitar 3000 SM. Mereka mengaitkan konstelasi tersebut dengan dewa Dumuzi, sang penggembala. Dumuzi adalah tokoh penting dalam mitologi Mesopotamia, terkait dengan kesuburan dan pertanian.
2. Astrologi Babilonia :
Sekitar tahun 1800 SM, bangsa Babilonia mengembangkan sistem astrologi yang memberikan makna pada posisi dan pergerakan benda langit. Aries dikaitkan dengan dewa Nergal, yang melambangkan perang, kehancuran, dan transformasi.
3. Mitologi Yunani dan Romawi :
Orang Yunani mengadopsi konstelasi ini dan menamakannya "Krios", yang berarti "domba jantan" dalam bahasa Yunani. Aries juga dikaitkan dengan dewa perang Yunani, Ares. Dalam mitologi Romawi, Aries dikenal sebagai "Mars", dewa perang dan pertanian Romawi.
4. Tanda Zodiak :
Aries menjadi tanda zodiak pertama selama periode Helenistik (323-31 SM) ketika astronomi dan astrologi Yunani mempengaruhi wilayah tersebut. Masuknya matahari ke konstelasi Aries diyakini menandai awal musim semi.
5. Astrologi dan Simbolisme :
Dalam astrologi Barat, Aries dikaitkan dengan elemen api dan dilambangkan dengan domba jantan. Individu dengan tanda zodiak Aries sering kali digambarkan sebagai orang yang tegas, bersemangat, dan berani, dipengaruhi oleh karakteristik yang terkait dengan domba jantan.
6. Eropa Abad Pertengahan hingga Renaisans :
Para sarjana Abad Pertengahan dan Renaisans terus mempelajari Aries, dan Aries dikaitkan dengan berbagai simbol, termasuk bulu domba jantan dan Bulu Domba Emas, yang ditampilkan dalam mitologi Yunani.
7. Astronomi Modern :