Inilah mengapa:
* Variasi individu: Orang bermimpi dengan cara yang berbeda. Beberapa bermimpi dalam warna cerah, yang lain dalam nuansa abu -abu, dan beberapa bahkan memiliki mimpi tanpa konten visual. Variasi ini normal dan tidak mencerminkan kemampuan kognitif spesifik.
* kurangnya penelitian: Belum ada studi yang kredibel yang membangun hubungan antara warna mimpi dan kecerdasan.
* fokus pada tidur: Riset Dream terutama berfokus pada pemahaman konten dan fungsi mimpi, bukan pada korelasi dengan IQ.
Apa yang memengaruhi warna mimpi?
Sementara bermimpi dalam warna tidak terkait dengan IQ, faktor -faktor seperti:
* Usia: Orang yang lebih muda cenderung bermimpi lebih jelas dalam warna.
* Tahap Tidur: Tahap tidur REM, di mana kebanyakan mimpi yang jelas terjadi, dikaitkan dengan pengalaman yang lebih berwarna.
* Perbedaan Individu: Beberapa orang secara alami bermimpi dalam warna yang lebih cerah daripada yang lain.
Fokus pada fungsi kognitif secara keseluruhan:
Alih -alih berfokus pada warna mimpi, menilai IQ melibatkan pengukuran berbagai kemampuan kognitif, seperti:
* Penalaran logis
* Pemecahan Masalah
* Kelancaran verbal
* Kesadaran Spasial
sebagai kesimpulan:
Bermimpi dalam warna adalah aspek tidur yang menarik dan individual, tetapi itu bukan indikator kecerdasan yang dapat diandalkan.