1. Simbolisme Kemurnian: Putih sering dikaitkan dengan kemurnian, kepolosan, dan sifat halus dari roh. Hantu sering kali dipandang sebagai makhluk yang ada di antara dunia kehidupan dan akhirat. Warna putihnya mungkin melambangkan keterpisahan mereka dari dunia fisik dan transisi mereka ke bentuk spiritual.
2. Kontras dan Visibilitas: Dalam penceritaan, sastra, dan seni visual, warna putih terlihat menonjol, terutama jika dikontraskan dengan latar belakang atau lingkungan yang gelap. Hal ini dapat membuat penampakan hantu lebih terlihat dan berdampak dalam konteks naratif.
3. Pengaruh Budaya: Budaya yang berbeda memiliki interpretasi dan kepercayaan masing-masing tentang penampakan hantu. Dalam beberapa tradisi cerita rakyat, hantu dianggap sebagai entitas yang halus dan tembus cahaya, dan putih adalah warna yang secara efektif menyampaikan rasa transparansi ini.
4. Cerita Rakyat dan Sastra: Sastra klasik dan cerita rakyat sering menggambarkan hantu berwarna putih. Penulis dan pendongeng telah menggunakan warna putih untuk membangkitkan rasa misteri, dunia lain, dan hal yang tidak diketahui, sehingga menciptakan representasi budaya bersama tentang hantu sebagai entitas kulit putih.
5. Penggambaran Hollywood: Industri film dan televisi juga memainkan peran penting dalam membentuk citra hantu putih. Kostum dan riasan putih biasanya digunakan dalam film hantu dan acara TV untuk menciptakan representasi visual yang seragam dan mudah dikenali.
6. Fotografi Hantu: Upaya awal fotografi roh pada abad ke-19 dan ke-20 sering kali menghasilkan gambar hantu yang tampak seperti sosok berwarna putih dan tembus cahaya, sehingga memperkuat gagasan tentang hantu putih.
7. Variasi Budaya: Meskipun putih adalah warna yang paling umum diasosiasikan dengan hantu, warna-warna lain juga mempunyai arti penting secara budaya. Dalam beberapa tradisi, hantu mungkin dianggap berwarna hitam, biru, atau bahkan merah, tergantung pada konteks regional atau budaya.
Perlu dicatat bahwa kemunculan hantu hanyalah fiksi dan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan mereka. Konsep hantu dan karakteristiknya berakar pada kepercayaan budaya, cerita rakyat, dan imajinasi kreatif, bukan kenyataan.