1. Hilangnya Kepercayaan :Melanggar janji kelingking dapat merusak kepercayaan antar individu yang terlibat. Hal ini mungkin membuat orang lain ragu untuk mempercayai orang yang mengingkari janjinya di masa depan, karena mereka mungkin menganggap orang tersebut tidak dapat diandalkan dan tidak dapat dipercaya.
2. Rasa Bersalah dan Malu :Tergantung pada individunya, mengingkari janji kelingking dapat menimbulkan perasaan bersalah dan malu. Hal ini karena hal tersebut melanggar simbol kepercayaan dan komitmen, serta dapat menimbulkan rasa malu dan menyalahkan diri sendiri.
3. Konsekuensi Sosial :Di beberapa budaya, melanggar janji kelingking dapat menimbulkan konsekuensi sosial. Hal ini dapat menyebabkan hubungan yang tegang, pengucilan dari kelompok sosial tertentu, atau reputasi sebagai orang yang tidak dapat diandalkan. Namun, tingkat keparahan konsekuensi ini dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya.
4. Memperbaiki Kepercayaan :Membangun kembali kepercayaan setelah melanggar janji kelingking bisa menjadi proses yang menantang. Hal ini mengharuskan orang yang melanggar janji untuk mengakui kesalahannya, meminta maaf dengan tulus, dan menunjukkan penyesalan yang tulus. Kepercayaan dapat dibangun kembali seiring berjalannya waktu melalui tindakan konsisten yang menunjukkan keandalan dan kejujuran.
5. Konsekuensi Hukum :Dalam beberapa kasus, ingkar janji kelingking dapat menimbulkan akibat hukum jika janji tersebut berkaitan dengan perjanjian yang sah. Namun, konsekuensi hukum spesifiknya akan bergantung pada sifat janji dan yurisdiksi di mana janji itu dibuat.
Secara keseluruhan, mengingkari janji kelingking dapat menimbulkan berbagai konsekuensi mulai dari dampak emosional dan sosial hingga potensi implikasi hukum. Penting untuk menghormati komitmen dan menjaga kejujuran untuk menumbuhkan kepercayaan dan hubungan yang kuat.