Pesan moral dari cerita ini adalah jika seseorang berulang kali membuat klaim palsu, orang-orang pada akhirnya akan berhenti mempercayainya, meskipun mereka mengatakan yang sebenarnya. Oleh karena itu, frasa "menangis serigala" digunakan secara kiasan untuk memperingatkan terhadap konsekuensi berbohong atau membuat klaim palsu.
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana ungkapan "menangis serigala" dapat digunakan dalam kehidupan nyata:
* Seorang politisi yang memberikan janji palsu selama kampanye pemilu mungkin akan dituduh sebagai "serigala menangis".
* Perusahaan yang berulang kali melebih-lebihkan labanya mungkin akan dituduh sebagai "serigala menangis" dalam hal laporan keuangannya.
* Seorang siswa yang berulang kali memalsukan masalah kesehatannya agar bisa keluar dari kelas mungkin akan dituduh "serigala menangis" padahal sebenarnya dia sakit.
Ungkapan "menangis serigala" adalah pengingat bahwa penting untuk bersikap jujur, bahkan ketika itu sulit. Membuat klaim palsu dapat menimbulkan konsekuensi serius, dan orang yang ketahuan berbohong mungkin akan kesulitan mendapatkan kembali kepercayaannya.