1. Ketegangan dan kejutan: Menata ulang rangkaian peristiwa dapat menimbulkan ketegangan dan kejutan bagi pembaca, karena mereka mungkin tidak mengantisipasi perkembangan plot atau pengungkapan tertentu. Hal ini dapat membuat cerita menjadi lebih menarik dan membuat pembaca terus menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
2. Bayangan dan petunjuk: Mengubah urutan peristiwa juga dapat digunakan untuk memberikan petunjuk halus dan meramalkan peristiwa di masa depan, sehingga memungkinkan pembaca menyusun narasi dan membuat prediksi. Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan pembaca dengan cerita dan menciptakan rasa misteri dan intrik.
3. Bercerita non-linier: Beberapa cerita sengaja menggunakan struktur non-linier untuk menampilkan peristiwa-peristiwa di luar urutan kronologis, sering kali melompat-lompat dalam waktu. Teknik ini dapat menambah kompleksitas narasi, menantang pemahaman pembaca tentang rangkaian peristiwa, dan memberikan perspektif berbeda terhadap cerita.
4. Pengembangan karakter: Penataan ulang peristiwa dapat menekankan aspek-aspek tertentu dari pengembangan karakter atau motivasi, sehingga memungkinkan pembaca memperoleh pemahaman lebih dalam tentang karakter dan tindakan mereka. Dengan menghadirkan peristiwa dalam urutan berbeda, penulis dapat menyoroti momen-momen penting yang membentuk perjalanan karakter atau mengungkap niat sebenarnya.
5. Hubungan sebab-akibat: Mengubah urutan peristiwa dapat mengubah hubungan sebab-akibat yang dirasakan dalam cerita, sehingga menimbulkan interpretasi berbeda tentang mengapa peristiwa tertentu terjadi. Hal ini dapat menantang asumsi pembaca dan mendorong mereka untuk berpikir lebih kritis terhadap narasi tersebut.
6. Kilas balik dan kilas maju: Kilas balik dan kilas depan adalah teknik yang digunakan untuk mengganggu urutan kronologis peristiwa. Flashback memberikan gambaran sekilas ke masa lalu, sedangkan flashforward memberikan gambaran sekilas ke masa depan. Teknik-teknik ini dapat menambah kedalaman cerita, memberikan konteks, atau meramalkan perkembangan di masa depan.
7. Meningkatkan dampak emosional: Menyusun ulang peristiwa juga dapat digunakan untuk memanipulasi dampak emosional cerita terhadap pembaca. Misalnya, menempatkan adegan yang sangat emosional atau berdampak pada awal atau akhir cerita dapat meningkatkan efeknya dan meninggalkan kesan mendalam pada pembaca.
8. Membuat struktur narasi yang unik: Mengubah urutan peristiwa dapat menciptakan struktur naratif yang khas dan mudah diingat yang membedakan cerita dari penceritaan kronologis tradisional. Hal ini dapat membuat cerita menjadi lebih menarik, menggugah pikiran, dan terbuka terhadap berbagai penafsiran.