Kekristenan
Dalam agama Kristen, merpati paling sering dikaitkan dengan Roh Kudus. Dalam Injil Matius, Roh Kudus turun dari surga dalam bentuk burung merpati pada saat Yesus dibaptis. Merpati juga dipandang sebagai simbol perdamaian dan rekonsiliasi. Dalam kisah Bahtera Nuh, seekor merpati diutus keluar dari bahtera untuk mencari daratan kering, menandai berakhirnya Banjir Besar dan dimulainya era baru perdamaian.
Mitologi Yunani
Dalam mitologi Yunani, merpati dikeramatkan bagi Aphrodite, dewi cinta dan kecantikan. Aphrodite sering digambarkan mengendarai kereta yang ditarik merpati.
Merpati juga diasosiasikan dengan Eros, dewa hasrat seksual, dan sering digambarkan dalam seni klasik sebagai sahabatnya.
Mitologi Romawi
Dalam mitologi Romawi, merpati dikeramatkan bagi Venus, dewi cinta dan kecantikan. Venus sering digambarkan dengan seekor merpati yang bertengger di bahu atau tangannya. Merpati juga diasosiasikan dengan Juno, dewi pernikahan dan persalinan.
Hinduisme
Dalam agama Hindu, merpati dikaitkan dengan dewa Kamadeva, dewa cinta dan keinginan. Kamadeva sering digambarkan sedang menunggangi burung beo atau merpati.
Merpati juga diasosiasikan dengan dewa Indra, raja para dewa, dan dianggap sebagai utusannya.
Buddhisme
Dalam agama Buddha, merpati adalah simbol perdamaian dan harmoni. Ia sering digambarkan dalam seni Buddha sebagai seekor merpati putih yang membawa ranting zaitun atau memegang bunga teratai di paruhnya.
Merpati juga diasosiasikan dengan bodhisattva Avalokiteshvara, dewi welas asih, dan dianggap sebagai pembawa pesannya.
Selain contoh-contoh khusus ini, merpati adalah simbol umum harapan, pembaruan, dan awal yang baru. Warnanya yang putih bersih dan hubungannya dengan langit dan musim semi menjadikannya simbol kegembiraan dan optimisme. Merpati sering digunakan sebagai representasi perdamaian dalam budaya populer dan gambar seekor merpati putih yang membawa ranting zaitun hampir menjadi simbol perdamaian yang universal.