1. Hubungan Historis:
Tradisi menggunakan kelinci dalam sihir sudah ada sejak abad ke-18. Salah satu contoh penggunaan kelinci yang paling awal dalam trik sulap adalah pada tahun 1784 oleh pesulap Perancis Jean Eugene Robert-Houdin. Trik kelinci Robert-Houdin, yang dikenal sebagai "Le Lapin Agile" atau "The Agile Rabbit", melibatkan menarik kelinci keluar dari topi. Penampilannya yang sukses mempopulerkan penggunaan kelinci dalam aksi sulap dan memengaruhi generasi pesulap berikutnya.
2. Simbolisme dan Pesona:
Kelinci telah lama dianggap sebagai simbol kesuburan, kelimpahan, dan keberuntungan di berbagai kebudayaan. Penampilannya yang berbulu halus, telinga yang lembut, dan sifat lembutnya membuat mereka disayangi penonton, menciptakan unsur pesona dan rasa ingin tahu dalam pertunjukan sulap. Keluarnya seekor kelinci yang tak terduga dari ruang yang tampak kosong menambah keheranan dan geli penonton.
3. Penyembunyian Mudah:
Kelinci adalah makhluk kecil dan kompak yang dapat dengan mudah disembunyikan di tubuh penyihir atau di dalam alat peraga. Pesulap sering menggunakan teknik sulap, penyesatan, dan kompartemen tersembunyi di pakaian atau alat peraga mereka untuk menyembunyikan kelinci sejenak sebelum memperlihatkannya selama trik. Sikap kelinci yang tenang dan kerja sama selama pertunjukan menjadikan mereka subjek yang cocok untuk penyembunyian tersebut.
4. Perilaku yang Dapat Diprediksi:
Kelinci, jika dilatih dengan benar dan ditangani oleh pesulap berpengalaman, cenderung menunjukkan perilaku yang dapat diprediksi selama pertunjukan. Hal ini memungkinkan pesulap untuk mengontrol waktu dan cara kelinci muncul atau menghilang, memastikan eksekusi lebih lancar dan lebih sedikit kejutan selama triknya.
5. Daya Tarik Penonton:
Baik anak-anak maupun orang dewasa sering kali senang melihat kelinci muncul atau menghilang dalam trik sulap. Unsur kejutan dan sifat menggemaskan kelinci menarik perhatian penonton dan menciptakan pengalaman yang mengesankan. Para pesulap memanfaatkan daya tarik universal ini untuk menghibur penonton dari segala usia dan latar belakang.
6. Aksesibilitas:
Kelinci relatif mudah didapat dan dirawat, menjadikannya pilihan praktis bagi para pesulap. Dibandingkan dengan hewan yang lebih besar atau spesies eksotik, kelinci dapat diangkut, ditempatkan, dan dilatih dengan nyaman untuk perannya dalam pertunjukan sulap.
Perlu dicatat bahwa meskipun kelinci tetap menjadi pilihan populer bagi para pesulap, banyak juga yang menggunakan hewan atau objek lain dalam aksinya, bergantung pada tema, gaya, dan preferensi spesifik masing-masing pemain.