1. Memecahkan cermin membawa kesialan :Takhayul ini didasarkan pada keyakinan bahwa cermin mencerminkan jiwa. Jika cermin pecah, diperkirakan jiwanya hancur dan membawa kesialan. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Gagasan bahwa cermin menyimpan jiwa seseorang dapat ditelusuri ke kepercayaan kuno pada konsep "ganda" atau "alter ego". Dalam banyak budaya, diyakini bahwa bayangan seseorang adalah entitas yang terpisah, dan memecahkan cermin dipandang sebagai semacam kematian simbolis dari si kembar, yang membawa nasib buruk.
2. Berjalan di bawah tangga mendatangkan kesialan :Takhayul ini diperkirakan berasal dari zaman Mesir kuno ketika tangga dianggap sebagai benda suci. Berjalan di bawah tangga dipercaya akan mengganggu makhluk halus dan membawa sial. Penjelasan lain adalah bahwa tangga dapat membentuk bentuk segitiga, yang pada zaman dahulu dianggap membawa sial, atau jika melewati bagian bawah tangga akan menciptakan lubang yang dapat dilalui oleh roh jahat.
3. Menemukan tapal kuda membawa keberuntungan :Takhayul ini didasari oleh kepercayaan bahwa tapal kuda mempunyai kekuatan magis. Dalam banyak kebudayaan, tapal kuda dipandang sebagai simbol perlindungan, kekuatan, dan nasib baik, dan diyakini bahwa menggantungkan tapal kuda di atas pintu atau di gudang akan mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
4. Menumpahkan garam membawa sial :Takhayul ini mungkin berakar pada nilai sejarah garam. Garam dulunya merupakan komoditas yang berharga, dan menumpahkannya dianggap menyia-nyiakan sesuatu yang berharga, sehingga mengakibatkan kemiskinan atau kerugian. Garam juga diyakini memiliki sifat magis atau penyucian di banyak budaya, dan menumpahkan garam dipandang sebagai pelepasan hal-hal negatif atau membuka jalan bagi roh jahat.
5. Jumat tanggal 13 adalah hari sial :Ada beberapa kemungkinan asal usul takhayul ini, termasuk kaitannya dengan pengkhianatan Yesus oleh Yudas Iskariot, gangguan perjamuan oleh dewa Norse Loki, dan peristiwa sial yang terjadi pada tanggal ini sepanjang sejarah. Namun, tidak ada dasar ilmiah yang menganggap tanggal ini sebagai tanggal sial.
Meskipun kepercayaan ini mungkin memiliki makna sejarah atau budaya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim mereka mengenai nasib baik atau buruk. Penting untuk mendekati takhayul tersebut dengan pola pikir kritis dan mengandalkan bukti ilmiah saat mengambil keputusan.