1. Ciuman dari Ikan Ajaib: Dalam beberapa cerita, seseorang bisa menjadi putri duyung dengan menerima ciuman dari ikan ajaib atau makhluk laut. Ciuman ini sering kali memberikan kemampuan untuk bertransformasi antara bentuk manusia dan putri duyung.
2. Tawaran Merman: Dalam beberapa legenda, manusia bisa membuat kesepakatan dengan duyung atau dewa laut lainnya. Duyung mungkin memberi mereka kemampuan untuk menjadi putri duyung dengan imbalan bantuan, seperti menemukan benda yang hilang atau menyelesaikan tugas.
3. Minum Air Laut: Dalam mitos tertentu, meminum air laut dari mata air ajaib atau sumur ajaib dapat mengubah seseorang menjadi putri duyung. Transformasi ini mungkin bersifat permanen atau sementara, bergantung pada legendanya.
4. Memakan Ikan atau Makhluk Laut: Mengkonsumsi ikan atau makhluk laut tertentu dikatakan dapat menyebabkan transformasi menjadi putri duyung. Dalam beberapa cerita, memakan hati atau daging putri duyung dapat memberikan kemampuan seperti putri duyung.
5. Kutukan Putri Duyung: Dalam beberapa cerita rakyat, manusia bisa menjadi putri duyung karena kutukan yang diberikan oleh putri duyung, dewa laut, atau penyihir yang kuat. Kutukan tersebut mungkin memberikan hadiah putri duyung tetapi memiliki batasan atau konsekuensi tertentu.
6. Hadiah Putri Duyung: Putri duyung mungkin memberikan karunia putri duyung kepada manusia karena cinta, rasa terima kasih, atau untuk tujuan tertentu. Transformasi ini biasanya bersifat sukarela dan diberikan atas persetujuan putri duyung.
7. Ritual Cahaya Bulan: Dalam beberapa legenda, melakukan ritual di bawah cahaya bulan purnama dapat memfasilitasi transformasi menjadi putri duyung. Ritualnya mungkin melibatkan berenang di perairan yang diterangi cahaya bulan, melantunkan mantra tertentu, atau mengenakan pakaian ajaib.
Penting untuk dicatat bahwa ini hanyalah konsep mitos dan cerita rakyat, dan kepercayaan terhadap keberadaan putri duyung berbeda-beda di setiap budaya. Metode legendaris untuk menjadi putri duyung ini harus dianggap sebagai bagian dari penceritaan tradisional dan bukan kemungkinan literal.