Gagasan tentang setan dan kebiasaan makan mereka berakar pada konsep agama dan mitologi, bukan pada konsep ilmiah. Dalam cerita rakyat dan literatur, penggambaran setan yang mengonsumsi makanan bervariasi dan seringkali bersifat simbolis daripada memiliki kebutuhan nutrisi yang sebenarnya. Misalnya, beberapa tokoh jahat mungkin digambarkan sedang memakan jiwa orang-orang terkutuk sebagai bentuk makanan rohani. Yang lain mungkin mempunyai kecenderungan untuk menggoda manusia dengan keinginan dan kesenangan duniawi. Oleh karena itu, apa yang “dimakan” setan cenderung mencerminkan alegori, metafora, atau perangkat naratif dalam konteks penceritaannya masing-masing.