- Untuk menjelaskan hal yang tidak diketahui: Monster sering kali digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang tidak dapat dipahami atau dikendalikan oleh manusia, seperti bencana alam, penyakit, atau kematian. Misalnya, orang Yunani kuno percaya bahwa monster dikirim oleh para dewa untuk menghukum manusia atas dosa-dosa mereka atau untuk menguji kekuatan mereka.
- Untuk menanamkan rasa takut dan kendali: Monster juga bisa digunakan sebagai alat ketakutan dan kendali, terutama oleh mereka yang berkuasa. Misalnya, Nazi menggunakan propaganda untuk menggambarkan orang-orang Yahudi sebagai monster untuk membenarkan penganiayaan dan pemusnahan mereka. Hal serupa juga terjadi pada rezim Khmer Merah di Kamboja yang menggunakan cerita monster untuk menanamkan rasa takut dan kepatuhan pada masyarakat.
- Untuk mewakili ketakutan dan kecemasan masyarakat: Monster juga bisa mewakili ketakutan dan kecemasan suatu masyarakat. Misalnya, manusia serigala sering dipandang sebagai simbol ketakutan kita terhadap sisi kebinatangan dari sifat kita sendiri. Vampir dapat dilihat sebagai simbol ketakutan kita akan kematian dan penyakit. Dan alien dapat dilihat sebagai simbol ketakutan kita terhadap hal yang tidak diketahui.
- Untuk memberikan pelajaran moral: Monster juga bisa digunakan untuk mengajarkan pelajaran moral. Misalnya, kisah vampir Countess Elizabeth Bathory sering digunakan untuk memperingatkan bahaya kesombongan dan keserakahan. Kisah manusia serigala dapat digunakan untuk mengajarkan tentang bahayanya kehilangan kendali atas amarah atau nafsu. Dan kisah alien dapat digunakan untuk mengajarkan kita tentang pentingnya menerima dan menghargai perbedaan.
Pada akhirnya, tidak ada jawaban pasti atas pertanyaan mengapa monster ada. Mereka adalah fenomena yang kompleks dan memiliki banyak segi yang dapat ditafsirkan dengan berbagai cara.