Dalam "The Tell-Tale Heart", konflik berasal dari narator yang menjadi gila, dipicu oleh rasa bersalah dan ketakutan yang tidak rasional terhadap "mata jahat" milik seorang lelaki tua yang tinggal bersamanya. Ketegangan meningkat ketika narator mencoba menyembunyikan pembunuhan tersebut dan semakin paranoid terhadap suara-suara imajiner, yang menyebabkan disintegrasi mental dan emosional mereka. Pada akhirnya, mereka mengakui kejahatan mereka meskipun tidak ada bukti yang memberatkan mereka karena rasa bersalah menjadi tak tertahankan.