Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang secara meyakinkan membuktikan bahwa dua orang dapat memiliki hubungan dalam mimpi, beberapa penelitian telah mengeksplorasi kemungkinan hubungan antarpribadi selama tidur. Berikut beberapa temuan dan teorinya:
1. Pengalaman Impian Bersama :
Para peneliti telah mendokumentasikan kejadian di mana dua orang atau lebih melaporkan mengalami mimpi serupa atau saling berhubungan, sering kali melibatkan karakter, latar, atau peristiwa yang sama. Pengalaman-pengalaman ini menunjukkan kemungkinan adanya ruang mental bersama atau koneksi bawah sadar selama tidur.
2. Telepati Mimpi :
Telepati mimpi mengacu pada gagasan bahwa pikiran, emosi, atau informasi dapat ditransmisikan antar individu selama tidur. Meskipun bukti empiris yang mendukung gagasan ini terbatas, beberapa laporan anekdot menunjukkan bahwa orang dapat berkomunikasi atau berbagi pemikiran dan pengalaman melalui mimpi.
3. Sinkronisitas dan Ketidaksadaran Kolektif :
Beberapa psikolog dan ahli teori telah menarik hubungan antara pengalaman bermimpi bersama dan konsep sinkronisitas dan ketidaksadaran kolektif. Sinkronisitas mengacu pada kebetulan atau hubungan yang bermakna antara peristiwa yang mungkin tidak memiliki hubungan logis atau sebab akibat. Ketidaksadaran kolektif, yang diperkenalkan oleh Carl Jung, adalah gagasan tentang kumpulan kenangan dan pengalaman budaya dan leluhur yang mungkin terwujud dalam mimpi.
4. Sinkronisasi Tidur REM dan Gelombang Otak :
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur REM (Rapid Eye Movement), yang dikaitkan dengan mimpi nyata, melibatkan peningkatan sinkronisasi gelombang otak antar individu. Sinkronisasi ini berpotensi memfasilitasi hubungan antar pribadi dan mimpi bersama.
5. Resonansi Emosional dan Empati :
Empati dan resonansi emosional mungkin berperan dalam menghubungkan orang-orang dalam mimpi. Keadaan dan pengalaman emosional dapat menular dan dapat memengaruhi isi dan nada emosional mimpi yang dialami oleh individu yang berbeda.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun ide-ide dan laporan-laporan ini menarik, mereka termasuk dalam ranah bukti anekdot dan pengalaman pribadi. Tanpa studi ilmiah mendalam yang dapat mereplikasi dan mengontrol pengalaman mimpi bersama, hubungan tersebut akan tetap bersifat spekulatif.
Selanjutnya, mimpi individu adalah pengalaman yang kompleks dan sangat subyektif yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman pribadi, emosi, pemikiran, harapan, dan keyakinan budaya. Penafsiran dan pemahaman mimpi dapat sangat bervariasi antar individu, sehingga sulit untuk membangun hubungan objektif antara mimpi orang yang berbeda.