- Kebetulan: Bisa jadi mimpi yang menjadi kenyataan hanyalah kebetulan belaka. Ada banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, dan beberapa di antaranya terjadi secara kebetulan sesuai dengan impian kita.
- Memori selektif: Orang cenderung lebih mudah mengingat mimpi yang menjadi kenyataan dibandingkan mimpi yang tidak menjadi kenyataan. Hal ini dapat menimbulkan kesan bahwa mimpi seseorang sangat akurat.
- Bias konfirmasi: Orang mungkin mencari informasi yang mendukung keyakinannya dan mengabaikan informasi yang bertentangan dengannya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang berfokus pada mimpi yang menjadi kenyataan dan mengabaikan mimpi yang tidak menjadi kenyataan.
- Impian: Orang mungkin bermimpi tentang apa yang mereka inginkan terjadi, dan ini dapat membuat mereka percaya bahwa mimpi tersebut menjadi kenyataan.
- Faktor psikologis: Beberapa orang mungkin memiliki ciri kepribadian atau kondisi psikologis yang membuat mereka lebih mungkin mengalami mimpi yang nyata atau berkesan. Mimpi-mimpi ini belum tentu bersifat kenabian, namun bisa berdampak kuat pada emosi dan keyakinan seseorang.
Pada akhirnya, tidak ada konsensus ilmiah tentang mengapa beberapa mimpi tampak menjadi kenyataan. Ini adalah fenomena kompleks yang memerlukan penelitian dan eksplorasi lebih lanjut.