* Kasih sayang: Kisah Lonceng Besar Jiwa menekankan pentingnya kasih sayang dan membantu mereka yang membutuhkan. Lonceng tersebut konon diciptakan oleh sekelompok biksu yang tergerak oleh penderitaan masyarakat di desanya. Mereka menggunakan keterampilan dan sumber daya mereka untuk menciptakan lonceng yang indah dan kuat yang akan membawa kenyamanan dan harapan bagi masyarakat.
* Kemurahan hati: Para biksu yang menciptakan lonceng juga sangat murah hati. Mereka memberikan lonceng tersebut kepada desa tanpa meminta imbalan apa pun. Mereka hanya ingin membantu masyarakat dan membuat kehidupan mereka lebih baik.
* Komunitas: Kisah Soul Great Bell juga menyoroti pentingnya komunitas. Para biksu bekerja sama untuk membuat lonceng, dan penduduk desa berkumpul untuk mendukungnya. Lonceng menjadi simbol kekuatan dan persatuan masyarakat.
Tradisi:
* Deringnya bel: Lonceng dibunyikan pada acara-acara khusus, seperti hari raya dan festival. Itu juga dibunyikan untuk menandai awal dan akhir hari. Bunyi lonceng tersebut konon membawa kedamaian dan ketenangan bagi orang yang mendengarnya.
* Pembuatan lonceng: Loncengnya terbuat dari paduan logam khusus dan dikatakan sangat tahan lama. Proses pembuatan lonceng sangat rumit dan memakan waktu lama serta hanya dilakukan oleh pengrajin yang terampil.
* Perawatan lonceng: Loncengnya dirawat dengan sangat hati-hati, dan dipoles secara teratur agar tetap terlihat terbaik. Para biksu yang merawat lonceng juga memastikan bahwa lonceng tersebut dibunyikan dengan benar, sehingga menghasilkan suara yang paling indah dan kuat.
Kisah Lonceng Besar Jiwa adalah pengingat akan pentingnya kasih sayang, kemurahan hati, dan komunitas. Ini juga merupakan pengingat akan kekuatan musik dan seni dalam menyatukan orang-orang dan membuat hidup mereka lebih baik.