Kura-kura dan Kelinci :Dongeng ini mengajarkan nilai keteguhan hati dan ketekunan. Lomba lari terjadi antara kura-kura yang terkenal lamban dan kelinci yang cepat. Kelinci terlalu percaya diri dan tidur siang selama perlombaan, membiarkan kura-kura melewatinya dan menang.
Semut dan Belalang :Fabel ini menekankan pentingnya kerja keras dan perencanaan masa depan. Selama musim panas, seekor semut bekerja keras menyimpan makanan untuk musim dingin, sementara belalang menghabiskan waktunya dengan bernyanyi dan bermain. Ketika musim dingin tiba, belalang mendapati dirinya tanpa makanan dan harus bergantung pada kemurahan hati semut.
Anak Laki-Laki yang Menangis Serigala :Dongeng ini mengajarkan akibat berbohong. Seorang anak gembala berulang kali menipu penduduk desa dengan berteriak palsu bahwa ada serigala, sehingga mereka datang membantunya. Ketika serigala sungguhan muncul, penduduk desa mengabaikan tangisannya, mengira itu adalah peringatan palsu. Akibatnya serigala menyerang dan membunuh kawanannya.
Singa dan Tikus :Fabel ini menyoroti gagasan bahwa individu terkecil sekalipun dapat memberikan dampak yang signifikan. Seekor tikus secara tidak sengaja membangunkan singa yang sedang tidur, berharap untuk dimakan. Sebaliknya, singa menyelamatkan nyawanya. Belakangan, tikus membalas budi dengan membantu membebaskan singa dari jaring pemburu.
Rubah dan Anggur :Fabel ini mengajarkan pengertian “anggur asam”, ketika seseorang meremehkan sesuatu yang tidak dapat dicapai. Seekor rubah melihat buah anggur yang lezat tergantung tinggi pada pokok anggur tetapi tidak dapat meraihnya. Alih-alih mengakui bahwa anggur tersebut berada di luar jangkauannya, rubah menyatakan bahwa buah anggur itu asam dan berjalan pergi.