Keyakinan Takhayul:
Berdasarkan ketakutan yang tidak rasional atau asumsi yang tidak berdasar.
Diturunkan dari generasi ke generasi tanpa bukti empiris.
Contoh:Memecahkan cermin membawa kesialan, jimat keberuntungan, berjalan di bawah tangga, dan lain-lain.
Seringkali melibatkan pemikiran magis atau unsur supranatural.
Berdasarkan pengalaman pribadi atau anekdot.
Bergantung pada bias konfirmasi, dimana individu secara selektif mengingat kejadian-kejadian yang mendukung keyakinan mereka dan mengabaikan bukti-bukti yang kontradiktif.
Tahan terhadap perubahan dan mungkin bertahan bahkan ketika menghadapi bukti-bukti yang bertentangan.
Tidak tunduk pada pengujian ketat atau pengawasan ilmiah.
Dapat memberikan kenyamanan psikologis atau rasa kendali.
Penjelasan Ilmiah:
Berdasarkan bukti dan observasi empiris.
Berasal melalui eksperimen sistematis dan metode ilmiah yang ketat.
Contoh:Teori gravitasi, hukum termodinamika, evolusi, dll.
Mengandalkan pemikiran rasional dan penalaran logis.
Terbuka untuk revisi dan penyempurnaan berdasarkan bukti baru.
Berdasarkan prinsip falsifiability dan testability, artinya penjelasan ilmiah dapat diuji dan berpotensi terbantahkan.
Tunduk pada tinjauan sejawat dan pengawasan oleh komunitas ilmiah.
Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang alam dan mekanismenya.
Bertujuan untuk membuat prediksi yang akurat dan mengembangkan teknologi yang andal.
Perbedaan utamanya terletak pada ketergantungan pada bukti dan pendekatan sistematis terhadap perolehan pengetahuan dalam penjelasan ilmiah. Sebaliknya, keyakinan takhayul bergantung pada anekdot dan pengalaman pribadi, seringkali tanpa dukungan empiris yang kuat. Sains mendorong skeptisisme dan pemikiran kritis, terus mencari bukti untuk mendukung atau menyangkal teori, sementara kepercayaan takhayul cenderung menolak perubahan.