1. Keilahian :Dewa adalah makhluk ketuhanan atau dewa yang memiliki kesaktian, keabadian, dan kendali atas berbagai aspek alam semesta, seperti elemen, domain, atau alam. Sebaliknya, para demigod tidak sepenuhnya ilahi tetapi memiliki campuran keturunan fana dan ilahi. Mereka mungkin mempunyai kemampuan luar biasa tetapi tidak dianggap sebagai dewa.
2. Asal :Dewa sering kali dipandang sebagai pencipta asli, penguasa, atau tokoh utama dalam jajaran dewa atau hierarki ketuhanan. Mereka mungkin dipuja dan dihormati sebagai makhluk tertinggi. Sebaliknya, para demigod sering kali merupakan keturunan dewa dan manusia dan berfungsi sebagai perantara antara alam fana dan alam ilahi.
3. Kekuatan dan Kemampuan :Dewa biasanya memiliki kekuatan, kebijaksanaan, dan kendali yang sangat besar atas berbagai aspek keberadaan, seperti alam, cuaca, kesuburan, perang, atau kebijaksanaan. Demigod mungkin juga memiliki kekuatan, keterampilan, atau kemampuan yang ditingkatkan, namun kekuatan mereka umumnya terbatas dibandingkan dengan dewa.
4. Ibadah dan Pengabdian :Dewa sering kali menjadi objek utama pemujaan dan praktik keagamaan. Mereka mungkin mendedikasikan kuil, altar, dan ritual yang dilakukan untuk menghormati mereka. Meskipun beberapa dewa mungkin dihormati dan dihormati, mereka biasanya bukan tokoh utama dalam pemujaan.
5. Peran dan Cerita :Dewa memainkan peran penting dalam cerita dan narasi mitologi. Mereka sering terlibat dalam konflik, pencarian, dan interaksi dengan dewa dan manusia. Demigod juga merupakan tokoh penting dalam mitos dan dongeng, namun sering kali digambarkan sebagai pahlawan atau individu yang menjembatani kesenjangan antara alam ilahi dan alam fana.
6. Kematian :Dewa umumnya dipahami sebagai makhluk abadi, sedangkan dewa memiliki aspek ketuhanan dan fana. Demigod mungkin mengalami penuaan, dan bergantung pada interpretasi budaya, mereka pada akhirnya mungkin menghadapi kematian atau transisi ke akhirat.
Intinya, dewa dipandang sebagai entitas ketuhanan tertinggi, sedangkan dewa adalah sosok hibrida yang memiliki warisan ketuhanan dan karakteristik fana. Keduanya memainkan peran penting dalam narasi mitologis dan keagamaan, mewakili berbagai aspek penciptaan, kekuatan, dan interaksi antara alam ilahi dan fana.