1. Pengalaman Transendental :Jung sangat mementingkan pengalaman subjektif individu, termasuk pengalaman keagamaan dan spiritual. Ia mengemukakan bahwa manusia memiliki kecenderungan alami terhadap spiritualitas dan perkembangan agama.
2. Ketidaksadaran Kolektif dan Arketipe :Teori Jung tentang ketidaksadaran kolektif menyatakan bahwa ada pola dan arketipe universal yang dimiliki oleh semua manusia, termasuk simbol dan gambaran agama. Ia percaya bahwa arketipe ini mempunyai dampak besar terhadap psikologi dan spiritualitas manusia.
3. Diri :Gagasan Jung tentang Diri sering dipandang sebagai prinsip transenden yang menyatukan. Diri mewakili totalitas kepribadian individu, termasuk aspek sadar dan tidak sadarnya. Jung menganggap Diri berhubungan erat dengan Yang Ilahi dan dialami melalui intuisi dan pengalaman spiritual.
4. Keberagaman Agama :Jung sangat menghormati keberagaman agama. Ia mempelajari berbagai agama dan filsafat, dan ia menekankan kesatuan psikologis yang mendasari tradisi agama yang berbeda. Jung menyatakan bahwa individu harus mengeksplorasi keyakinan dan pengalaman keagamaan mereka sambil menghormati keragaman jalur keagamaan.
5. Perspektif Psikodinamik :Sebagai seorang psikoanalis, Jung menekankan peran pikiran bawah sadar dan dinamika psikologis dalam membentuk pengalaman keagamaan. Ia percaya bahwa keyakinan dan simbol agama dapat memberikan wawasan tentang dunia batin individu.
6. Tuhan sebagai Pola Dasar :Jung memandang konsep Tuhan sebagai arketipe yang muncul dari ketidaksadaran kolektif. Menurutnya, Tuhan mewakili gambaran universal atau simbol dari kekuatan yang lebih tinggi, transendensi, dan penciptaan makna.
7. Teisme Psikologis :Beberapa orang menafsirkan gagasan Jung sebagai bentuk "teisme psikologis", yang berarti Tuhan dipahami sebagai simbol atau pola dasar yang mewujudkan pengalaman spiritual manusia dan bukan sebagai entitas eksternal dan absolut.
Kesimpulannya, meskipun Jung tidak secara eksplisit menyatakan keyakinannya pada konsep ketuhanan tertentu, tulisan dan eksplorasi psikologi agamanya menunjukkan ketertarikan yang mendalam pada aspek spiritual keberadaan manusia. Karyanya menyoroti pentingnya pengalaman keagamaan subjektif dan sifat universal simbolisme agama, namun juga mengakui keragaman keyakinan agama dan perlunya eksplorasi individu.