1. Ketakutan dan Penganiayaan:
- Di banyak budaya dan zaman, penyihir ditakuti sebagai individu yang memiliki kekuatan untuk menyakiti atau mengutuk orang lain melalui cara supernatural.
- Tuduhan melakukan sihir sering kali berujung pada penganiayaan berat, diskriminasi, dan bahkan eksekusi.
2. Perburuan Penyihir:
- Perburuan penyihir, khususnya pada abad ke-15 hingga ke-18 di Eropa, mengakibatkan penganiayaan dan penuntutan terhadap ribuan orang yang diyakini terlibat dalam ilmu sihir.
- Perburuan ini dipicu oleh histeria agama, takhayul, dan ketegangan sosial.
3. Skeptisisme Ilmiah:
- Seiring dengan kemajuan pemahaman ilmiah, beberapa intelektual dan filsuf mulai menentang keberadaan penyihir dan memandang tuduhan sebagai keyakinan atau takhayul yang salah arah.
- Meningkatnya skeptisisme ilmiah mengikis kredibilitas keyakinan ilmu sihir di beberapa kalangan.
4. Tradisi Cerita Rakyat:
- Dalam beberapa kebudayaan, ilmu sihir dan ilmu sihir menjadi terkait dengan cerita rakyat, ilmu sihir, dan legenda.
- Penyihir digambarkan dalam cerita rakyat sebagai tabib yang baik hati atau wanita bijak, mewakili penyimpangan dari persepsi negatif pada periode sebelumnya.
5. Persepsi Kontemporer:
- Di zaman modern, persepsi tentang ilmu sihir telah beragam. Beberapa orang memandangnya sebagai latihan spiritual yang tidak berbahaya, sementara yang lain tetap kritis atau skeptis.
- Ilmu sihir kini juga diakui dan dipraktikkan sebagai agama yang sah di beberapa negara.
Penting untuk dicatat bahwa reaksi terhadap ilmu sihir telah dibentuk oleh berbagai faktor seperti keyakinan agama, norma sosial, dinamika gender, dan peristiwa sejarah, yang mengarah pada pandangan yang kompleks dan beragam tentang ilmu sihir di berbagai budaya dan periode.