Karena tidak memiliki wajah, wujud asli iblis tetap tidak diketahui dan ambigu, sehingga dapat meningkatkan rasa takut dan ketidakpastian pada orang yang menemukannya. Ketiadaan fitur atau ekspresi wajah menghalangi hubungan emosional atau pemahaman motif atau pikiran makhluk tersebut, sehingga menyebabkan kehadiran yang lebih membingungkan dan tidak dapat diprediksi.
Selain itu, dalam representasi artistik atau simbolis, setan tak berwajah dapat mewakili bentuk kejahatan yang digeneralisasi, bukan entitas tunggal yang terikat pada karakteristik atau individu tertentu. Penampilan mereka menjadi pengganti segala jenis kekuatan ancaman eksternal yang mungkin ditemui manusia.
Perlu juga dicatat bahwa interpretasi budaya terhadap setan sangat bervariasi dalam konteks yang berbeda, dan tidak semua karakter setan tidak memiliki fitur wajah. Penggambaran setiap setan membawa makna budaya, filosofis, dan simbolis dalam konteksnya masing-masing.