1. _Tradisi Yahudi-Kristen :Dalam mitologi Kristen, beberapa penafsiran Kitab Henokh menggambarkan jatuhnya para Pengamat, sekelompok malaikat yang tergoda oleh wanita manusia, turun ke Bumi dan menjadi ayah dari ras raksasa yang dikenal sebagai Nephilim. Tindakan ini dianggap dosa, dan sebagai hukumannya, para malaikat yang jatuh ini dibuang ke bumi, menjadi roh jahat atau setan.
2. _Mitologi Yunani :Dalam mitologi Yunani, para Titan digulingkan oleh Zeus dan para dewa Olympian. Para Titan adalah dewa primordial kuat yang menguasai dunia sebelum zaman Olympian. Setelah Zeus memimpin pemberontakan, para Titan dikalahkan dan dibuang ke Tartarus, jurang yang dalam di bawah Bumi, atau dipenjarakan di Dunia Bawah. Beberapa Titan, seperti Prometheus, dikenal karena tindakan pemberontakan dan pembangkangan mereka terhadap Zeus.
3. _Hinduisme :Dalam mitologi Hindu, Asura (setan) dan Deva (dewa) sering dipandang sebagai kekuatan yang berlawanan. Kadang-kadang, karena kelakuan buruk mereka atau melanggar hukum kosmik, para Dewa tertentu mungkin kehilangan status keilahiannya dan turun ke Bumi. Mereka mungkin bereinkarnasi menjadi manusia atau bahkan berwujud roh jahat.
4. _Buddhisme :Dalam beberapa ajaran Buddha, konsep Devaputra ("Anak Para Dewa") mengacu pada makhluk surgawi yang turun ke Bumi untuk membantu umat manusia dalam perkembangan spiritualnya. Namun, makhluk-makhluk ini terkadang menyerah pada godaan duniawi dan terjebak dalam siklus kelahiran kembali, yang menyebabkan mereka terjatuh dari alam ilahi dan menjadi makhluk yang terikat pada bumi.
5. _Tradisi Pagan :Berbagai tradisi dan mitologi Pagan mungkin memiliki cerita atau konsep yang berkaitan dengan roh alam, dewa, atau makhluk yang mendiami alam berbeda yang memilih atau terpaksa turun ke Bumi karena alasan tertentu, seperti menawarkan bimbingan atau perlindungan kepada manusia atau dunia.
Penting untuk dicatat bahwa contoh-contoh ini berasal dari sistem kepercayaan dan budaya yang berbeda, sehingga interpretasi dan makna dari "roh baik yang diturunkan ke bumi" mungkin berbeda-beda antar tradisi.