1. Alam Halus: Jiwa diyakini bersifat non-jasmani dan melampaui batasan fisik. Seperti api, jiwa tidak berwujud dan bebas bergerak melampaui batas fisik.
2. Simbol Kehidupan: Api telah lama menjadi simbol kehidupan dan vitalitas. Jiwa sering kali dipandang sebagai inti kehidupan, dan oleh karena itu, jiwa diwakili oleh energi api yang memberi kehidupan.
3. Transformasi dan Pemurnian: Api dapat mengubah materi menjadi berbagai bentuk. Demikian pula, jiwa diasosiasikan dengan transformasi pribadi dan pertumbuhan spiritual. Sifat api yang transformatif mencerminkan perjalanan jiwa menuju pencerahan dan evolusi spiritual.
4. Cahaya dan Penerangan: Jiwa sering dikaitkan dengan cahaya dan penerangan. Sama seperti api yang memberikan cahaya dalam kegelapan, jiwa dipandang sebagai sumber pencerahan dan bimbingan spiritual.
5. Kenaikan: Dalam beberapa tradisi spiritual, api melambangkan perjalanan kenaikan jiwa menuju alam ketuhanan atau alam yang lebih tinggi. Saat jiwa berkembang di jalur spiritualnya, ia digambarkan sebagai nyala api yang membubung lebih tinggi dan mencapai langit.
6. Gairah dan Emosi: Api membangkitkan emosi dan dapat melambangkan gairah, cinta, dan hasrat membara. Jiwa diyakini sebagai pusat emosi dan pengalaman.
7. Hubungan dengan Yang Ilahi: Dalam konteks agama dan spiritual tertentu, nyala api dapat melambangkan kehadiran Yang Ilahi. Jiwa sering kali dianggap terhubung dengan kekuatan yang lebih tinggi, dan nyala api melambangkan hubungan spiritual ini.
Meskipun penafsiran ini berbeda-beda antar budaya dan kepercayaan, penggunaan api dan gambaran tipis untuk mewakili jiwa memberikan representasi visual dari esensi mereka, yang mencerminkan sifat non-fisik, transformasi, dan hubungan mereka dengan yang ilahi.