1. Kutukan :Para penyihir dapat mengutuk manusia yang menimbulkan murka mereka. Kutukan bisa bermacam-macam bentuknya, seperti penyakit fisik, nasib buruk, kemalangan, atau bahkan kematian.
2. Transformasi :Penyihir dapat mengubah manusia menjadi binatang atau makhluk lain sebagai bentuk hukuman atau sebagai cara untuk mengejek mereka.
3. Kenakalan Ajaib :Penyihir mungkin menggunakan kekuatannya untuk mengolok-olok atau mengucapkan mantra jahat pada manusia untuk menimbulkan masalah atau ketidaknyamanan.
4. Balas dendam :Penyihir mungkin membalas dendam terhadap manusia yang telah menganiaya mereka atau menyebabkan kerugian pada kelompok atau orang yang mereka cintai.
5. Hilangnya Nikmat :Manusia yang tidak menyenangkan penyihir mungkin kehilangan manfaat atau bantuan yang sebelumnya mereka nikmati, seperti penyembuhan, perlindungan, atau bimbingan.
6. Pengasingan Sosial :Dalam beberapa latar fiksi, para penyihir mungkin bekerja sama untuk mengucilkan atau mengisolasi manusia yang mereka anggap tidak layak untuk ditemani atau dihormati.
7. Kematian :Dalam cerita tertentu, tidak mematuhi penyihir atau melanggar tabu mereka dapat menyebabkan kematian manusia sebagai hukuman atau akibat sihir yang kuat.
Penting untuk dicatat bahwa hasil ini sering kali merupakan representasi fiksi dan tidak dimaksudkan untuk mencerminkan keyakinan dunia nyata atau sejarah. Penggambaran penyihir dan interaksinya dengan manusia dalam cerita rakyat dan fiksi dapat sangat bervariasi antar budaya dan periode waktu.