1.Ekspresi Emosional:Mimpi buruk sering kali melibatkan emosi yang intens seperti ketakutan, kecemasan, atau panik. Emosi yang kuat tersebut dapat menimbulkan ekspresi vokal, seperti jeritan, tangisan, atau vokalisasi lainnya, sebagai sarana untuk mengekspresikan dan melepaskan emosi tersebut.
2. Upaya Berkomunikasi:Dalam beberapa kasus, orang mungkin berbicara keras-keras saat mengalami mimpi buruk sebagai upaya untuk mengomunikasikan kesusahan mereka atau mencari bantuan dari orang lain. Meskipun orang tersebut tertidur dan tidak sadar sepenuhnya, vokalisasi ini dapat berfungsi sebagai cara untuk mencari bantuan.
3.Mewujudkan Mimpi Buruk:Mimpi buruk sering kali terasa sangat nyata, dan orang-orang mungkin bereaksi terhadap peristiwa mimpi buruk itu seolah-olah itu terjadi di dunia nyata. Ini bisa termasuk berbicara atau berteriak sebagai respons terhadap ancaman atau situasi yang dirasakan dalam mimpi.
4. Berbicara saat tidur:Beberapa orang cenderung berbicara saat tidur, yang juga dikenal sebagai somniloquy. Berbicara saat tidur dapat terjadi pada tahap tidur apa pun, termasuk saat mimpi buruk. Orang mungkin mengucapkan suara, kata-kata, atau bahkan kalimat yang koheren saat tidur tanpa menyadarinya sepenuhnya.
5. Tidur Gerakan Mata Cepat (REM):Mimpi buruk biasanya terjadi selama tahap tidur REM, yang berhubungan dengan mimpi nyata dan peningkatan aktivitas otak. Selama tidur REM, sebagian tubuh lumpuh, sehingga mencegah kita mewujudkan impian kita secara fisik. Alhasil, vokalisasi dan pembicaraan bisa menjadi sarana untuk mengungkapkan isi mimpi.
Penting untuk diperhatikan bahwa meskipun berbicara saat mimpi buruk bisa menjadi pengalaman yang umum, hal ini juga bisa berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa individu mungkin tidak pernah melakukan perilaku vokal selama mimpi buruk, sementara yang lain mungkin sering mengalami vokalisasi. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami mimpi buruk yang intens atau berulang yang menyebabkan tekanan signifikan atau gangguan tidur, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan untuk mengetahui kemungkinan penyebab dan pilihan pengobatan.