Komunikasi hantu tradisional:
* Bisikan: Suara lembut, halus, seringkali hampir tidak terdengar, digunakan untuk menyampaikan peringatan, rahasia, atau rasa tidak nyaman.
* erangan dan erangan: Mengekspresikan rasa sakit, kesedihan, atau kemarahan, sering dikaitkan dengan masa lalu yang tragis.
* berteriak: Mengekspresikan teror atau kemarahan, menandakan peristiwa kekerasan atau traumatis.
* rap atau ketukan: Menggunakan objek untuk berkomunikasi, seringkali pola suara dengan makna tertentu.
* Penampakan: Muncul sebagai sosok tembus cahaya, kadang -kadang disertai dengan cahaya samar.
* Moving Objects: Benda -benda yang tampaknya bergerak sendiri, seperti pergeseran furnitur atau pintu yang membuka dan menutup.
* Bintik -bintik dingin: Area kedinginan mendadak di sebuah ruangan atau bangunan, kadang -kadang dikaitkan dengan kehadiran hantu.
Komunikasi hantu modern (dalam karya fiksi):
* Fenomena suara elektronik (EVP): Menggunakan perangkat perekaman untuk menangkap suara atau suara yang samar yang dapat diartikan sebagai komunikasi hantu.
* Kotak Roh: Perangkat yang memindai frekuensi radio untuk menghasilkan potongan suara yang dapat diartikan sebagai pesan dari roh.
* Papan Ouija: Papan permainan yang digunakan untuk berkomunikasi dengan roh -roh melalui planchette, yang sering digambarkan sebagai tidak dapat diandalkan dan berpotensi berbahaya.
Penting untuk diingat bahwa komunikasi hantu adalah konsep fiksi, dan tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung keberadaan hantu.