Berikut adalah beberapa kemungkinan penjelasan mengapa orang melaporkan melihat roh:
1. Halusinasi: Halusinasi adalah pengalaman sensorik nyata yang terjadi tanpa adanya rangsangan eksternal. Penyakit ini sering dikaitkan dengan kondisi mental tertentu, seperti skizofrenia, penggunaan narkoba, atau delirium. Dalam kasus ini, otak salah menafsirkan sinyal internal sebagai informasi sensorik nyata, sehingga mengarah pada persepsi roh.
2. Kelumpuhan Tidur: Kelumpuhan tidur adalah ketidakmampuan sementara untuk bergerak atau berbicara yang terjadi saat tertidur atau bangun tidur. Pada kondisi ini, sebagian otak terjaga sementara tubuh masih tertidur. Hal ini dapat menimbulkan pengalaman yang nyata dan seperti mimpi, termasuk melihat roh.
3. Pengalaman Keluar Tubuh (OBE): OBE adalah pengalaman subjektif berupa perasaan seolah-olah kesadaran seseorang terpisah dari tubuh fisik. Orang yang menderita OBE sering kali melaporkan bertemu dengan roh atau entitas lain selama pengalaman ini.
4. Keyakinan Budaya dan Agama: Keyakinan budaya dan praktik keagamaan sering kali mencakup konsep roh atau makhluk gaib lainnya. Orang yang sangat percaya pada entitas supernatural ini mungkin lebih cenderung menafsirkan pengalaman indrawi sebagai perjumpaan dengan roh.
5. Salah Tafsir Informasi Sensorik: Dalam beberapa kasus, orang mungkin salah mengartikan informasi sensorik dari lingkungan sebagai roh. Misalnya, bayangan sekilas, suara bising yang tiba-tiba, atau distorsi visual dapat disalahartikan sebagai kehadiran hantu.
6. Faktor Psikologis: Faktor psikologis, seperti stres, kecemasan, atau kesedihan, juga dapat memengaruhi persepsi dan interpretasi seseorang terhadap informasi sensorik, sehingga membuat mereka lebih rentan mengalami penglihatan atau melihat roh.
Penting untuk dicatat bahwa komunitas ilmiah, termasuk psikolog dan ahli saraf, tidak memberikan bukti empiris apa pun yang mendukung keberadaan roh. Oleh karena itu, fenomena melihat roh tetap berada dalam lingkup keyakinan pribadi, praktik budaya, dan pengalaman individu, bukan dianggap sebagai entitas nyata.