Hantu dan penyihir telah dipercaya selama berabad-abad, dan kepercayaan akan keberadaan mereka sudah ada sejak zaman kuno. Di banyak kebudayaan awal, hantu dan penyihir dipandang sebagai entitas yang nyata dan kuat, dan sering dikaitkan dengan keyakinan dan praktik keagamaan. Misalnya, di Yunani dan Roma kuno, hantu dianggap sebagai roh orang mati, sedangkan penyihir dipandang sebagai individu yang memiliki kekuatan supernatural. Di Eropa abad pertengahan, kepercayaan terhadap hantu dan penyihir tersebar luas dan sering dikaitkan dengan takhayul agama. Selama masa ini, banyak orang percaya bahwa penyihir dapat mengucapkan mantra dan kutukan, dan sering kali dianiaya karena kekuatan yang mereka miliki. Pada abad-abad berikutnya, kepercayaan terhadap hantu dan penyihir menurun seiring dengan meningkatnya pemahaman ilmiah tentang dunia. Namun, bahkan di zaman modern ini, sebagian orang masih mempercayai keberadaan makhluk gaib tersebut.