Beberapa contoh spesifik kapan dan di mana takhayul mulai menyebar meliputi:
1. Mesir Kuno :Takhayul berakar kuat pada budaya Mesir kuno. Orang Mesir percaya pada banyak dewa dan dewi, dan banyak ritual serta praktik yang diikuti untuk menenangkan mereka dan membawa keberuntungan. Misalnya, simbol "mata jahat" digunakan untuk menangkal energi negatif, sedangkan scarab dianggap sebagai simbol perlindungan dan kebangkitan.
2. Yunani Kuno dan Roma :Pada zaman klasik, takhayul lazim di kalangan orang Yunani dan Romawi. Orang Yunani percaya pada ramalan, ramalan, dan pengaruh para dewa dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka sering berkonsultasi dengan para peramal sebelum mengambil keputusan penting, seperti berperang atau memulai usaha baru. Sebaliknya, bangsa Romawi mempraktikkan berbagai bentuk ramalan dan sangat percaya pada pertanda dan tanda, seperti pola terbang burung.
3. Eropa Abad Pertengahan :Selama Abad Pertengahan, takhayul berkembang pesat di Eropa, terkait erat dengan keyakinan dan praktik keagamaan. Gereja memainkan peran penting dalam menyebarkan takhayul, dan banyak di antaranya didasarkan pada penafsiran alkitabiah. Misalnya saja, kepercayaan terhadap penyihir dan praktik ilmu sihir tersebar luas selama periode ini, sehingga menyebabkan penganiayaan dan pengadilan terhadap orang-orang yang dituduh melakukan ilmu sihir.
4. Tiongkok dan Asia Timur :Dalam budaya Timur, takhayul mempunyai sejarah panjang, sering kali berakar pada kepercayaan dan praktik tradisional. Budaya Tiongkok, khususnya, memiliki banyak takhayul yang berkaitan dengan feng shui, ramalan nasib, dan astrologi. Kepercayaan terhadap angka keberuntungan, warna, dan simbol merupakan hal yang lumrah, dan banyak ritual yang dilakukan untuk membawa keberuntungan dan kemakmuran.
5. Afrika :Takhayul sudah tertanam kuat di banyak budaya Afrika, dipengaruhi oleh praktik dan tradisi keagamaan asli. Pemujaan leluhur, kepercayaan terhadap roh, dan penggunaan jimat serta jimat merupakan hal yang lazim di berbagai masyarakat Afrika. Tabu dan pantangan dipatuhi untuk menjaga keharmonisan, menghindari kemalangan, dan menjamin kesejahteraan masyarakat.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun beberapa takhayul masih bertahan seiring berjalannya waktu dan terus dipraktikkan dalam budaya tertentu, takhayul lainnya secara bertahap memudar atau berkembang seiring dengan perubahan konteks masyarakat dan pengetahuan ilmiah.