- Penipuan: Peramal mungkin membuat prediksi yang salah atau menyesatkan untuk mendapatkan uang atau memanipulasi orang lain. Hal ini dapat menyebabkan orang mengambil keputusan yang buruk berdasarkan informasi yang tidak akurat.
- Eksploitasi keuangan: Peramal mungkin membebankan biaya berlebihan untuk layanan mereka, memanfaatkan kerentanan atau takhayul masyarakat.
- Manipulasi emosional: Peramal mungkin menggunakan teknik psikologis untuk memangsa ketakutan, rasa tidak aman, atau harapan orang, sehingga membuat mereka merasa bergantung pada nasihat peramal.
- Konflik agama atau budaya :Praktik meramal mungkin bertentangan dengan keyakinan agama atau norma budaya tertentu, sehingga berpotensi menimbulkan ketegangan sosial atau kesalahpahaman.
- Kurangnya dasar ilmiah: Meramal tidak memiliki dasar ilmiah dan bergantung pada interpretasi subyektif, yang dapat mengarahkan orang untuk mengambil keputusan berdasarkan keyakinan yang tidak berdasar dan bukan berdasarkan bukti rasional.
- Hilangnya hak pilihan pribadi: Ketergantungan pada ramalan dapat melemahkan kepercayaan diri dan kemampuan mengambil keputusan seseorang, karena mereka mungkin bergantung pada sumber bimbingan dari luar.
-Praktik predator: Beberapa peramal mungkin melakukan praktik yang tidak etis, seperti menargetkan individu yang rentan atau menggunakan taktik koersif untuk mendapatkan kepatuhan.
Penting untuk melakukan pendekatan peramalan dengan hati-hati dan sadar akan potensi risiko ini. Kemampuan psikis yang sebenarnya belum terbukti secara ilmiah, dan mengandalkan peramal dalam mengambil keputusan dalam hidup dapat menimbulkan konsekuensi negatif.