1. Menghancurkan Refleksi :Dalam banyak kebudayaan, cermin dipandang sebagai pintu gerbang ke dunia roh atau sebagai cerminan jiwa seseorang. Menurut beberapa takhayul, menggaruk atau memecahkan cermin dapat menghancurkan pantulan ini, menyebabkan kemalangan atau mengundang roh jahat.
2. Tujuh Tahun Nasib Buruk :Beberapa budaya percaya bahwa memecahkan atau menggores cermin akan mengakibatkan tujuh tahun kesialan. Takhayul ini mungkin berasal dari kepercayaan Romawi dan Yunani kuno bahwa tubuh manusia beregenerasi sepenuhnya setiap tujuh tahun. Oleh karena itu, memecahkan cermin pada siklus ini dianggap membawa malapetaka hingga tubuh "baru" terbentuk.
3. Hilangnya Kecantikan atau Keremajaan :Cermin telah dikaitkan dengan kesombongan dan refleksi diri. Dalam tradisi tertentu, menggaruk cermin bisa melambangkan noda atau cacat pada penampilan fisik seseorang, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan kehilangan kecantikan atau mengalami penuaan dini.
4. Pengunjung yang Tidak Diinginkan :Takhayul lain seputar cermin yang tergores adalah bahwa cermin tersebut dapat menarik pengunjung atau tamu yang tidak diinginkan, baik dari alam fisik maupun supernatural. Orang-orang percaya bahwa menggaruk cermin dapat menjadi pintu masuk entitas negatif atau mengundang roh jahat ke dalam rumah.
5. Masalah Kesehatan :Beberapa budaya juga mengasosiasikan cermin yang tergores dengan masalah kesehatan, seperti penyakit, cedera, atau penyakit. Menggaruk cermin diyakini dapat menimbulkan perselisihan dalam rumah tangga dan menimbulkan masalah fisik bagi penghuninya.
Penting untuk diingat bahwa takhayul ini berbeda-beda menurut wilayah, budaya, dan kepercayaan individu. Dalam banyak kasus, ketakutan akan nasib buruk berasal dari makna simbolis dan psikologis yang melekat pada cermin, yang memiliki makna budaya dan spiritual sepanjang sejarah.