* Untuk mendapatkan keuntungan dalam interaksi sosial. Dengan kemampuan membaca pikiran, orang dapat memperoleh keuntungan yang tidak adil dalam negosiasi, wawancara kerja, atau situasi lain yang mengutamakan keterampilan sosial. Mereka juga dapat menggunakan kemampuan ini untuk memanipulasi orang lain atau menghindari diri mereka sendiri dimanipulasi.
* Untuk meningkatkan hubungan. Dengan kemampuan membaca pikiran, orang bisa lebih memahami pasangan, teman, dan anggota keluarganya. Hal ini dapat mengarah pada peningkatan komunikasi, ikatan yang lebih kuat, dan hubungan yang lebih memuaskan.
* Untuk membantu orang dengan masalah kesehatan mental. Dengan kemampuan membaca pikiran, terapis dapat lebih memahami pikiran dan perasaan pasiennya. Hal ini dapat menghasilkan pengobatan yang lebih efektif dan meningkatkan hasil kesehatan mental.
* Untuk memajukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajari pikiran manusia secara lebih rinci, para ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang cara kerjanya dan cara menangani gangguan kesehatan mental. Hal ini dapat mengarah pada terobosan baru dalam ilmu saraf dan psikologi.
Tentu saja, ada juga kekhawatiran etis yang terkait dengan pembacaan pikiran dan pengendalian pikiran. Misalnya, hal ini dapat digunakan untuk menyerang privasi seseorang, memanipulasi mereka di luar kehendak mereka, atau bahkan menyebabkan kerugian bagi mereka. Penting untuk mempertimbangkan manfaat potensial dari membaca pikiran dan pengendalian pikiran terhadap potensi risikonya sebelum memutuskan apakah akan menggunakan teknologi ini atau tidak.
Secara keseluruhan, tujuan membaca pikiran dan mencoba mengendalikannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pikiran manusia dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kehidupan masyarakat. Namun, penting untuk menyadari masalah etika yang terkait dengan teknologi ini dan menggunakannya secara bertanggung jawab.