1. Agama Hindu:Dalam Bhagavad Gita, sebuah teks suci Hindu, disebutkan bahwa individu dapat memperoleh cinta dan rahmat Tuhan melalui tindakan tanpa pamrih, pengabdian, dan penyerahan diri. Konsep karma juga menyatakan bahwa tindakan seseorang mempunyai konsekuensi dan dapat mempengaruhi pengalaman masa depan dan kemajuan spiritualnya.
2. Agama Buddha:Meskipun agama Buddha menekankan pentingnya ketidakmelekatan dan pembebasan dari nafsu, agama Buddha juga mengajarkan bahwa tindakan bajik dan kasih sayang dapat menuntun pada akumulasi pahala, yang dapat berkontribusi pada pengembangan dan pembebasan spiritual seseorang.
3. Islam:Dalam Islam, perbuatan baik dan kebajikan dianggap penting untuk mendapatkan cinta dan nikmat Allah. Umat Muslim percaya bahwa mengikuti ajaran Al-Qur'an dan Nabi Muhammad (SAW) dan melakukan tindakan amal, kebaikan, dan keadilan akan memberi mereka pahala di kehidupan ini dan akhirat.
4. Yudaisme:Dalam Yudaisme, konsep "mitzvot" (perintah) memainkan peran penting dalam iman Yahudi. Ketaatan terhadap perintah-perintah ini, yang mencakup tindakan kebenaran, kebaikan, dan kemurahan hati, dianggap sebagai cara untuk menunjukkan kasih kepada Tuhan dan memenuhi perjanjian seseorang dengan Tuhan.
5. Sikhisme:Sikhisme menekankan pentingnya pelayanan tanpa pamrih dan meditasi pada nama Tuhan sebagai sarana untuk berhubungan dan mendapatkan cinta Tuhan. Konsep "seva" (pelayanan) dan "simran" (mengingat Tuhan) dianggap sebagai praktik penting untuk pertumbuhan spiritual dan mencapai kesatuan ilahi.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun agama-agama ini mungkin memiliki gagasan yang sama untuk mendapatkan cinta melalui tindakan atau perilaku tertentu, keyakinan, praktik, dan ajaran spesifiknya sangat bervariasi, dan contoh-contoh ini tidak merangkum keseluruhan dari setiap agama. Selain itu, tidak semua individu dalam suatu tradisi keagamaan dapat menafsirkan atau mempraktikkan konsep-konsep ini dengan cara yang sama.