1. Firasat Maurya:
Maurya memiliki keyakinan kuat pada firasat dan mimpi kenabian, yang ia tafsirkan sebagai peringatan dari laut dan takdir. Mimpi dan visinya menandakan peristiwa tragis yang terjadi, menciptakan suasana malapetaka yang akan datang. Misalnya, dia bermimpi tentang laut yang "merintih" dan "menangis" sebelum kematian putranya, Bartley.
2. Ratapan Banshee:
Dalam cerita rakyat Irlandia, banshee adalah roh perempuan yang meratap sebagai peringatan akan kematian. Maurya percaya akan keberadaan banshee, dan kepastiannya mendengar ratapan banshee menambah suasana supernatural dalam drama tersebut. Teriakan banshee memperkuat perasaan akan terjadinya tragedi dan menekankan dominasi takdir.
3. Jiwa Laut yang Hilang:
Laut sendiri digambarkan sebagai kekuatan mistis dan tak terduga yang menuntut rasa hormat dan pengorbanan. Maurya dan karakter lainnya percaya bahwa jiwa orang yang hilang di laut kembali untuk mengambil nyawa. Kepercayaan ini menambahkan unsur supranatural pada konflik antara keinginan manusia dan kekuatan alam dalam drama tersebut.
4. Alam sebagai Simbol:
Dunia alam dalam "Riders to the Sea" sering digunakan secara simbolis untuk mewakili perjuangan batin dan emosi karakter. Badai lautan mencerminkan gejolak dalam hati Maurya, sementara bentang alam yang keras mencerminkan kesulitan yang dihadapi para karakter.
5. Takhayul dan Ritual:
Takhayul dan ritual sangat tertanam dalam kehidupan para tokohnya. Ketaatan Maurya yang kuat terhadap tradisi-tradisi ini, seperti menutup cermin untuk mencegah jiwa orang mati berlama-lama, menambah lapisan supernatural dalam drama tersebut.
Dengan memasukkan unsur supernatural, John Millington Synge menciptakan suasana firasat dan malapetaka yang akan datang, mengintensifkan dampak emosional dari peristiwa tragis yang menimpa karakter dalam "Riders to the Sea."