1. Bulan Purnama dan Air Pasang: Banyak budaya percaya bahwa bulan purnama menyebabkan gelombang pasang lebih tinggi dan lebih kuat. Kepercayaan ini bermula dari tarikan gravitasi bulan yang mempengaruhi pasang surut air laut. Namun, efek gravitasi bulan terhadap pasang surut relatif konstan dan tidak terkait secara spesifik dengan bulan purnama.
2. Memprediksi Masa Depan: Dalam beberapa sistem kepercayaan, khususnya yang berakar pada astrologi, pergerakan pasang surut dipandang sebagai alat prediksi kejadian di masa depan. Pasang surut dikaitkan dengan tanda atau fase astrologi tertentu, dan variasi perilakunya ditafsirkan sebagai pertanda atau tanda nasib baik atau buruk.
3. Prediksi Cuaca: Pasang surut juga dikaitkan dengan prakiraan cuaca. Nelayan dan pelaut akan mengamati pola dan perilaku pasang surut untuk mengantisipasi perubahan kondisi cuaca, dengan keyakinan bahwa pola pasang surut tertentu berhubungan dengan hasil cuaca tertentu.
4. Pasang Surut dan Kesuburan: Dalam cerita rakyat tertentu, pasang surut dikaitkan dengan kesuburan dan persalinan manusia. Beberapa orang percaya bahwa waktu kelahiran seorang anak dalam kaitannya dengan pasang surut air laut dapat mempengaruhi kepribadian, nasib, atau kesehatan reproduksinya.
5. Pengaruh Pasang Surut Terhadap Kepribadian: Beberapa budaya meyakini bahwa ritme pasang surut dapat memengaruhi perilaku dan suasana hati manusia. Diperkirakan bahwa individu yang lahir pada tahap pasang surut tertentu akan memiliki sifat atau kecenderungan tertentu berdasarkan karakteristik pasang surut tersebut.
6. Makhluk Mistik dan Dewa Laut: Banyak peradaban kuno mengaitkan pasang surut dengan makhluk mitos atau dewa laut. Makhluk-makhluk ini diyakini mengendalikan pergerakan lautan, termasuk pasang surut air laut, dan tindakan mereka sering kali dikaitkan dengan urusan manusia.
7. Peringatan Pasang Surut: Di beberapa daerah, khususnya daerah rawan banjir atau erosi pantai, air pasang dianggap sebagai peringatan atau tanda potensi bencana alam. Pola pasang surut yang tidak biasa atau perubahan mendadak dianggap sebagai pertanda datangnya badai atau banjir.
Ingat, keyakinan ini berakar pada tradisi dan cerita rakyat, bukan bukti ilmiah, dan kebenaran atau keakuratannya tidak didukung oleh pemahaman ilmiah modern tentang pasang surut air laut.